Jumat, 27 November 2009

Buffalo Kini Pasarkan SuperSpeed USB 3.0 HDD Eksternal By thePinkFighter on November 25th, 2009

Butuh kapasitas penyimpanan yang lebih besar yang mudah dibawa kemana saja, pilihan tepat sudah tentu akan jatuh pada HDD Eksternal. Selain mudah dipindah-pindahkan, Anda juga tak perlu repot untuk memasang dan mengganti hardisk komputer lama Anda dengan yang baru ini. Semua akan mudah seperti ketika Anda menggunakan flashdisk.

Baru-baru ini Buffalo memperkenalkan HDD eksternal terbarunya yang mana menggunakan SuperSpeed USB 3.0. Tipe HD-HXU3 ini kini sudah mulai dipasarkan.
Tersedia dengan kapasitas penyimpanan 1TB dengan kisaran harga 200 USD atau sekitar 2 juta rupiah, kapasitas penyimpanan 2TB dengan kisaran harga 400 USD atau sekitar 4 juta rupiah yang sudah didesain secara khusus dan dipaketkan dengan Memeo AutoBackup, dengan garansi waktu 1 tahun lamanya. Kabarnya HDD eksternal ini juga kompatibel dengan USB 2.0.

Rabu, 25 November 2009

aksi free west papua di london

BERITA - maluku-papua

    JAYAPURA-Aksi demonstrasi yang digelar beberapa orang yang menamakan diri Free West Papua di depan gedung KBRI London pada 1 Mei hanya untuk menarik perhatian para wisatawan.

Hal itu disampaikan salah seorang mantan pejuang politik Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sudah secara resmi kembali ke pangkuan ibu pertiwi Indonesia, Nicholas Messed, di Jayapura, Jumat (9/5).

"Aksi demonstrasi di depan gedung KBRI London dengan pemeran utama Benny Wenda yang mengenakan pakaian tradisional orang asli Papua itu merupakan sebuah atraksi seni sehingga tidak perlu ditanggapi secara politis tetapi dipandang dari sisi seni berbusana tradisional. Jika pendemonya meneriakkan kemerdekaan Papua maka hal itu tidak perlu digubris," katanya.

Menurut Messed, yang pernah menjadi warga negara Swedia itu, sebaiknya Benny Wenda tidak perlu mencari sensasi politik di luar negeri tetapi kembali saja ke Papua, tanah kelahirannya sendiri untuk bersama-sama membangun Papua menuju Papua Baru yang lebih adil,damai dan sejahtera.

Dia mengingatkan Benny Wenda agar menyadari dirinya yang saat ini sedang dimanfaatkan oleh LSM tertentu untuk kepentingan LSM itu sendiri yang ujung-ujungnya adalah menarik simpatik guna mendatangkan uang sebanyak-banyaknya demi suksesnya agenda politik LSM tersebut.

"Patut dicatat bahwa apa yang dilakukan Benny Wenda di depan gedung KBRI pada 1 Mei lalu tidak sedikitpun mempengaruhi sikap resmi Pemerintah Inggris tehadap keberadaan Papua di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Inggris telah secara resmi dan konsisten mengakui Papua sebagai bagian integral dari NKRI," tegasnya.

Menurut Messed, apa yang dilakukan Benny Wenda bersama rekan-rekannya itu hanyalah membuang waktu dan energi. Jauh lebih baik dia kembali ke Papua untuk membangun tanah Papua ini. "Saya sudah punya pengalaman puluhan tahun berjuang di luar negeri untuk kemerdekaan Papua namun semua perjuangan itu sia-sia belaka, malahan menyengsarakan diri sendiri dan merugikan sesama masyarakat di tanah Papua,

Senin, 23 November 2009

info papua polical @ diplomacY




International Parliamentarians for West Papua – Papua New Guinea Chapter Launched on 7th November 2009.
By Free West papua Campaign
Nov 11, 2009, 22:06

Jumat, 20 November 2009

free west papua

1st DECEMBER – WEST PAPUAN INDEPENDENCE DAY
The 1st December is remembered by West Papuans as the day they should have been
granted independence over 40 years ago. This year thousands of people across
West Papua will be risking their lives by publicly calling for independence
from Indonesia. In solidarity with them we will be holding an important day of
action in London, we hope you will be able to join us.

We will fist be meeting at 12 noon at the Indonesian Embassy in Grosvenor
Square for a loud and colourful demonstration in solidarity with the
demonstrations that will be happening across West Papua. Following this we will
make our way down the road to Westminster where we will be meeting with MPs and
delivering a copy of the book by Professor Pieter Drooglever (see below) to the
House of Commons. We will then have a meeting and briefing with the MPs. Please
try to join us either at the Embassy at 12 or at at 1 Parliament Street at 2pm.

The international profile of the West Papua case is growing fast and we really
hope as many of you as possible can join us on this important day to keep the
momentum going.

 ENGLISH TRANSLATION OF THE BOOK “An Act of Free Choice: Decolonisation and
the Right to Self-determination in West Papua” OUT NOW

We are pleased to inform you that an English translation of this very important
book is now available. Commissioned by the Dutch Government, Professor Pieter
Drooglever has carried out a full and comprehensive investigation into the
terrible events that surrounded the 1969 Act of Free Choice which handed West
Papua over to Indonesian rule. Forty years on this revelatory book finally
exposes to the world the true nature of this despicable act. For more
information please see:

TRAGEDI ABE BERDARA JAYAPURA PAPUA


JAYAPURA-Puluhan massa yang tergabung dalam Solidaritas untuk Korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Minggu (7/12) memperingati Kasus Abepura berdarah yang terjadi 7 Desember 2000,
Peringatan yang berlangsung di lingkaran Abepura yang berlangsung dari pukul 16.00 hingga 18.15 WIT, diisi dengan orasi serta penyalaan obar yang dilakukan oleh 8 orang. Dalam orasi yang dilakukan secara bergantian, pada intinya mereka menyayangkan belum adanya keadilan terhadap para korban tragedi 8 tahun yang lalu.
Sementara itu pnanggungjawab kegiatan Penehas lokbere dalam orasinya menyatakan, dalam dalam putusan sidang di Makassar (8-9) 2005, majelis hakim mengabaikan hal-hal subtansial dalam upaya penegakan keadilan dan tidak mengakomodir hak-hak korban untuk mendapatkan keadilan.
Dalam kesempatan itu massa yang tergabung dalam Solidaritas Untuk Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) menyampaikan 4 poin pernyataan sikap yaitu pertama mendesak DPRP bersama Gubernur segera membuat Perdasus tentang hak reparasi dan perlindungan bagi korban pelanggaran HAM di Tanah Papua. Kedua segera membentuk pengadilan HAM di Papua.
Ketiga mendesak pemerintah pusat untuk memberikan kewenangan penuntutan kepada perwakilan Komnas HAM di Papua dan Keempat mendesak DPRP dan MRP untuk mendorong sebuah evaluasi resmi atas kebijakan keamanan di Papua, menolak pasukan organik dan non organik serta rasionalisasi jumlah Aparat organic (TNI/Polri) di tanah Papua.

budaya perang adat timika papua

     budaya perang timika papua


DI KABUPATEN Mimika, berdiam masyarakat asli dari tujuh suku. Tujuh suku tersebut terdiri dari Suku Amungme, Dani, Damal, Nduga, Moni dan Ekari, dan suku Kamoro.Suku Amungme dan Kamoro selama ini dikenal sebagai suku terbesar


 Masyarakat ke enam suku yang mendiami daerah pegunungan memiliki kemiripan adat istiadat. Salah satu tradisi yang dipegang teguh secara utuh oleh warga enam suku ini adalah "perang adat" dan "pesta adat" atau kerap dikenal dengan sebutan "pesta bakar batu".imika.
 
Lalu, apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan perang adat? Menurut Markus Timang, seorang tokoh adat disana, perang adat dikenal oleh enam suku yang ada di Kabupaten Mimika, yakni suku Amungme, Dani, Damal, Nduga, Ekari dan Moni. Kata Timang, keenam suku ini memiliki ciri-ciri budaya yang hampir sama. "Memang suku Kamoro juga memiliki ciri khas budaya adat perang, tapi mungkin mereka agak berbeda dengan kami," katanya.

Perang adat merupakan perang besar yang terjadi pada suatu masyarakat adat tertentu. Perang adat pun memiliki aturan-aturan tertentu, yang diatur oleh adat dan berlaku secara turun-temurun. Perang adat, melibatkan pasukan perang yang jumlahnya bisa mencapai ribuan orang, dilakukan di suatu tempat yang telah disepakati antara kedua belah pihak.


Menurut salah satu sumber, bila salah satu pihak sudah mengangkat senjata untuk perang dan telah memakan korban, pihak yang menjadi korban harus menuntut balas. Sebab kalau tidak membalas, permasalahan yang dapat menyebabkan perang tersebut dianggab belum selesai dan dapat menimbulkan perang di kemudian hari.

Menurut versi Markus Timang, perang adat memiliki ciri-ciri antara lain yakni berperangnya menggunakan peralatan busur, anak panah, juga acara perang diwarnai dengan bakar batu dan makan bersama

Wilayah atau tempat melakukan peperangan diatur berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang akan berperang. Menurut salah satu sumber, wilayah perang adat harus jauh dari wilayah pemukiman sipil. Apabila pada wilayah yang akan dijadikan tempat untuk berperang tersebut terdapat rumah atau bangunan yang ditempati oleh warga, rumah tersebut harus dikosongkan ketika perang berlangsung. Wilayah yang dijadikan tempat untuk berperang tersebut luasnya bisa beberapa kilo meter persegi.

Di wilayah tersebut hanya tentara dan orang-orang yang berkepentingan dengan perang yang diberikan ijin untuk masuk. Hal-hal di atas termasuk keunikan dari perang adat itu. Namun masih ada keunikan yang lain dari perang adat. Menurut Markus Timang, perang adat memiliki aturan dan batasan.

"Ada aturan yang diberlakukan di saat perang. Kaum laki-laki yang terlibat dalam perang harus mentaatinya," ujarnya. Contoh aturan secara tidak tertulis tetapi disepakati bersama itu adalah ketika perang berlangsung, kaum laki-laki yang terlibat dalam perang tidak boleh mengganggu perempuan dan anak-anak.

Aturan lainnya adalah, satu pihak tidak boleh melakukan perampasan harta benda yang dimiliki oleh lawan. Demikian pula, satu pihak tidak boleh mengganggu perempuan atau anak-anak dari keluarga lawannya.

Ketika perang berlangsung pun, ada tata aturan lainnya lagi. Yakni disepakati bahwa pada siang hari (jam makan) perang dihentikan untuk makan siang. Kemudian pada saat mau mulai perang lagi, maka akan diberikan tanda khusus yaitu bersiul atau meneriakkan "hura-hura" atau teriakan berupa lagu dengan menggunakan bahasa asli daerah suku tertentu.

Kemudian, ketika peserta pasukan perang sudah berkumpul di tempat yang sudah ditentukan, maka panglima perang mulai memberikan arahan. Di antaranya, kembali menegaskan mengenai lokasi perang, strategi menghadapi lawan dan hal-hal pantangan yang perlu diikuti oleh setiap anggota perang. Pantangan yang dimaksud di sini antara lain tidak mencuri, merokok, mengganggu anak atau istri lawan.

Yang menarik lagi, ternyata ada sosok yang masuk kategori pemimpin perang dan juga ada yang masuk kategori panglima perang. Menurut Markus Timang, seseorang yang bisa dikategorikan sebagai pemimpin perang adalah orang yang mampu mengendalikan keadaan, mampu memberikan petunjuk-petunjuk, serta memberikan informasi tentang perkembangan seputar perang yang berlangsung.

Sedangkan panglima perang adalah orang yang langsung berada di arena perang. Dimana ia dapat memberikan arahan, petunjuk mengendalikan situasi sesuai instruksi pemimpin perang.

"Hampir sama saja dengan petunjuk yang ada di tubuh TNI atau Polri. Kedua orang itu harus benar-benar bisa memberikan arahan, petunjuk dan strategi perang. Bicara yang tidak-tidak, tidak boleh. Harus bisa mengatur semua keperluan pasukan perang, seperti menyediakan makan. Lalu yang memberikan makan adalah istri, anak dari orang yang menjadi pemimpin perang," ulasnya.

Lebih lagi, seorang panglima perang harus orang pemberani, mampu memberi semangat dan bisa mensiasati perang dengan baik selama perang berlangsung.

Lalu, apa peran kepala suku suatu kelompok masyarakat? Di sini, kata Markus Timang, seorang kepala suku hanya bertugas sebagai penggerak massa. Dengan adanya pemimpin perang, panglima perang dan kepala suku tersebut, maka perang adat itu tidak bisa dilakukan sembarangan. Dalam perang adat, kaum perempuan dan anak-anak tidak dilibatkan.

Karena tidak dilibatkan, kaum perempuan dan anak tidak boleh berjalan sembarangan, sebab ditakutkan akan menjadi korban. Kaum perempuan bertugas mencari, memasak dan menyediakan makanan untuk kaum laki-laki yang sedang berperang. Waktunya makan, kaum perempuan harus mengantarkan makanan kepada para laki-laki yang perang di depan.

Tapi, kaum perempuan juga bisa bertugas untuk menyelidiki keadaan keamanan di wilayah tertentu yang akan dijadikan tempat untuk buang air kecil atau air besar oleh para laki-laki yang berperang. Apabila oleh perempuan sudah dinyatakan aman, di tempat tersebut tentara yang hendak membuang hajat tersebut diberikan ijin.

Salah satu sumber mengatakan, untuk Suku Amungme, perempuan juga bisa dijadikan sebagai mediator untuk menyampaikan informasi untuk damai dari kedua belah pihak yang berperang. Namun saat datang ke tempat musuh, perempuan yang menyampaikan informasi tersebut harus memiliki mimik marah dan tidak mau pegang tangan (jabat tangan).

Kemudian, tata aturan lainnya adalah kaum perempuan dan anak-anak tidak boleh dibunuh. Orang lain yang tidak boleh dibunuh adalah orang yang sudah tua dan petugas kesehatan.




Kamis, 19 November 2009

frees west compaing mendapat kehormatan mengikuti invent internasional - oxforg

Free West Papua Campaign mendapat kehormatan Mengikuti Ivent Internasional – Oxforg

Oleh agamuanews pada Dukungan Internasional, Free West Papua Campaign U.K.. Tinggalkan sebuah Komentar

AMP Internasional News

ENGLAND -(AMPNews)– Free West Papua Campaign mendapat kehormatan untuk mengikuti Ivent Internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Inggris, berpusat dijantung kota Oxford yang diikuti oleh 50.000 dari berbagai negara. Berpusat di jantung kota pendidikan tertua didunia The University of Oxford pada bulan July 2009.

Pada kesempatan tersebut pemerintah setempat melalui Gubernur Kota Oxford memberikan dukungan dan tempat bagi Free West Papua Campaign yang dipimpin oleh Richard Samuelson bersama Benny Wenda. “The Lani Singers” menyumbangkan beberapa lagu-lagu perjuangan rakyat Papua Barat yang dinyanyikan oleh Tuan Benny Wenda bersama Istrinya yang berbusana pakian adat Papua. Lagu-lagu tersebut mendapat sambutan yang luar biasa karena mengisahkan tentang kejahatan Indonesia atas rakyat Papua Barat.



Free West Papua Campaign U.K.
Massa yang hadir dari beberapa negara tersebut memberikan dukungan  Free West Papua Campaign sebagai salah satu perwakilan selayaknya negara  telah merdeka dan mendapat pengakuan sebagai negara. Sementara itu, Indonesia tidak mendapat tempat sama sekali di sini.
Karena Indonesia adalah negara yang tidak demokratis, negara pelanggar HAM dan kejahatan Militer di Timor Leste masih kental didalam benak pikiran mereka.
Rakyat Inggris dan perwakilan dari beberapa negara datang mengunjungi stand Free West Papua  Campaign  yang terpampang foto-foto kejahatan NKRI di seluruh tanah Papua Barat sejak tahun 1963  sampai sekarang. Anak-anak kecil juga tak ketinggalan melekatkan istiker bendera bintang kejora dibaju mereka sebagai rasa solidaritas untuk rakyat Papua Barat.
Para pengunjung sangat mengerti sekali dengan persoalan yang sedang terjadi selama ini. Karena mereka telah mengetahui sejarah pahit yang dialami oleh rakyat Timor Leste saat penjajahan NKRI. Kejahatan militer Indonesia sudah diketahui, maka hal yang sama diterapkan di seluruh tanah Papua Barat. Itu sebabnya rakyat dan pemerintah Inggris sangat mengerti sekali dengan kekerasan, penculikan, pembunuhan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Para pengunjung membubuhkan tanda tangan dan mendukung kemerdekaan Bangsa Papua Barat dari kolonial NKRI.