Rabu, 25 November 2009

aksi free west papua di london

BERITA - maluku-papua

    JAYAPURA-Aksi demonstrasi yang digelar beberapa orang yang menamakan diri Free West Papua di depan gedung KBRI London pada 1 Mei hanya untuk menarik perhatian para wisatawan.

Hal itu disampaikan salah seorang mantan pejuang politik Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang sudah secara resmi kembali ke pangkuan ibu pertiwi Indonesia, Nicholas Messed, di Jayapura, Jumat (9/5).

"Aksi demonstrasi di depan gedung KBRI London dengan pemeran utama Benny Wenda yang mengenakan pakaian tradisional orang asli Papua itu merupakan sebuah atraksi seni sehingga tidak perlu ditanggapi secara politis tetapi dipandang dari sisi seni berbusana tradisional. Jika pendemonya meneriakkan kemerdekaan Papua maka hal itu tidak perlu digubris," katanya.

Menurut Messed, yang pernah menjadi warga negara Swedia itu, sebaiknya Benny Wenda tidak perlu mencari sensasi politik di luar negeri tetapi kembali saja ke Papua, tanah kelahirannya sendiri untuk bersama-sama membangun Papua menuju Papua Baru yang lebih adil,damai dan sejahtera.

Dia mengingatkan Benny Wenda agar menyadari dirinya yang saat ini sedang dimanfaatkan oleh LSM tertentu untuk kepentingan LSM itu sendiri yang ujung-ujungnya adalah menarik simpatik guna mendatangkan uang sebanyak-banyaknya demi suksesnya agenda politik LSM tersebut.

"Patut dicatat bahwa apa yang dilakukan Benny Wenda di depan gedung KBRI pada 1 Mei lalu tidak sedikitpun mempengaruhi sikap resmi Pemerintah Inggris tehadap keberadaan Papua di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Inggris telah secara resmi dan konsisten mengakui Papua sebagai bagian integral dari NKRI," tegasnya.

Menurut Messed, apa yang dilakukan Benny Wenda bersama rekan-rekannya itu hanyalah membuang waktu dan energi. Jauh lebih baik dia kembali ke Papua untuk membangun tanah Papua ini. "Saya sudah punya pengalaman puluhan tahun berjuang di luar negeri untuk kemerdekaan Papua namun semua perjuangan itu sia-sia belaka, malahan menyengsarakan diri sendiri dan merugikan sesama masyarakat di tanah Papua,

Tidak ada komentar: